Showing posts with label batu. Show all posts
Showing posts with label batu. Show all posts

Thursday, 27 January 2011

Dua Batu Ajaib Terseret Banjir Lahar Dingin Gegerkan Warga Magelang

Magelang - Banjir lahar dingin menyeret dua batu, yang menurut kepercayaan masyarakat lokal, memiliki kekuatan ajaib. Batu itu bisa dilihat di Kali Putih, Jalan Raya Magelang-Yogya tepatnya di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam. Tak ayal, masyarakat pun geger.

Satu batu berada di pinggir Jalan Raya Magelang-Yogya tepatnya di depan Dusun Gempol yang tenggelam oleh terjangan lahar dingin. Batu yang kedua berada di sebelah timurnya tepatnya 100 meter dari menara BTS yang berada di tengah-tengah Pasar Jumoyo.

Batu pertama berukuran sekitar tinggi 5 meter dan lebar 7 meter. Batu gunung hitam yang memancarkan sinar keputih-putihan itu sempat akan dibawa ke Kota Semarang dengan menggunakan truk.

“Waktu orang Semarang datang ke membawa batu ini, garda truknya patah saat mundur. Dibantu bapak tentara-tentara tetap tidak mampu. Saya bilang kalau mau pindah batu ini harus bilang bilang dulu, minta izin,” tutur Maryudi, warga Desa Gempol kepada detikcom.

Maryudi menceritakan, batu itu sempat ditarik dengan menggunakan tiga alat berat. Namun, alat tetap tidak mampu mengangkat batu aneh itu. Malah selang solar pengeruk putus dan bocor.

“Dibekhoe saja tidak bisa. Penambang di sini tidak ada yang berani mecah batu ini apalagi sampai dijual. Ngangkat saja tidak mampu,” ujar Yudi.

Dipecah Penambang, Batu Menangis


Selain batu besar aneh itu ada sebuah batu lagi yang diyakini warga sebagai batu yang bisa menangis sehingga warga sekitar menyebutnya sebagai “batu menangis”.

Batu ini berukuran hampir sama dengan batu pertama yang berada tepat di pinggir Jalan Raya Magelang-Yogya Km 23. Namun, kalau batu yang pertama hitam keputih-putihan batu yang kedua ini hitam kemerah-merahan.

Bagian bawah batu ini tampak basah selalu dan mengeluarkan air yang tidak henti-hentinya. Bahkan airnya sampai menetes dan menggenangi pinggir Jalan Raya Magelang-Yogya.

"Ini yang disebut warga sebagai batu menangis. Dia mengeluarkan air terus sampai menunjukkan warna kemerah-merahan,”ujar Masriyati, warga Dusun Tlogosari, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam.

Batu menangis ketika seorang penambang pasir dan batu yang merupakan warga sekitar, Sutarno, ingin memecah dan menjual batu itu. Namun, saat Sutarno memukul batu malah batu mengeluarkan air tak henti-hentinya.

“Sutarno langsung sakit panas selama tiga hari dan dibawa ke orang pintar disuruh minta maaf lalu sembuh,” cerita Masriyati.

Sampai saat ini keberadaan kedua batu itu tetap dibiarkan oleh warga sekitar. Pasalnya batu berbau mistis itu akan pergi sendiri terseret banjir lahar dingin.

“Warga sengaja membiarkan dua batu itu. Nanti kan akan pergi sendiri jika terjadi banjir lahar dingin kembali. Nanti kan teman-temanya (batu yang lain-red)akan mengajak batu yang sekarang ini pergi,” ujar Maryudi.
(nrl/nrl)
sumber: detik

Share ke teman-teman kamu, klik:

Thursday, 2 December 2010

[PIC VIDEO] Misteri Batu-batu Berjalan di California

Batu-batu di permukaan danau kering ini bisa berpindah tempat yang disertai jejaknya. Pernah dengar misteri batu meluncur atau batu berjalan? Ya, batu berjalan menjadi salah satu misteri yang paling menarik dari Death Valley National Park, tepatnya di danau kering Racetrack Playa, California-AS. Batu berjalan itu dapat ditemukan dengan mudah di permukaan Playa dengan jejak panjang di belakangnya.



Bagaimana mereka dapat bergerak atau berpindah masih menjadi misteri besar di benak para peneliti. Pasalnya, batu yang berjalan tidak hanya batu kecil yang mudah tertiup oleh angin. Ada beberapa batu besar dengan berat ratusan kilogram yang juga turut "jalan-jalan".

Pertanyaan besar yang tentu saja akan muncul kemudian: bagaimana cara mereke bergerak? Ini menjadi tantangan besar bagi para peneliti. Mengapa fenomena ini menjadi misteri? Karena, tidak ada satu orang pun yang pernah melihat ia berjalan.

Sampai hari ini, faktanya adalah tidak ada seorang atau satu organisasi pun yang mengetahui bagaimana batu-batu itu bisa berpindah tempat, meski beberapa orang sudah mempunyai penjelasannya masing-masing menurut nalar. Menarik untuk disimak.



Tapi, sebelumnya, sekadar diketahui apa dan di mana Racetrack Playa. Racetrack Playa adalah danau kering yang datar dengan panjang empat kilometer dan lebar sekitar dua kilometer. Terletak di California-AS, permukaannya terdiri dari batuan sedimen yang terbuat dari lumpur dan tanah liat.

Iklim di daerah ini juga kering. Hujan hanya terjadi beberapa inci per tahun. Namun, saat hujan, pegunungan terjal yang mengelilingi Racetrack Playa akan menyuplai air ke permukaan danau dan menyulapnya menjadi danau dangkal yang sangat luas. Sayangnya, ini hanya bertahan beberapa hari saja. Setelah itu, dalam keadaan basah, permukaannya berubah menjadi lumpur yang lembut dan licin.

Ada beberapa asumsi atau penjelasan tentang mengapa batu-batu di Racetrack Playa dapat berjalan. Semua penjelasan tersebut masuk akal. Bisa jadi Anda setuju dengan salah satunya. Namun, sampai saat ini belum ada yang dapat membuktikannya bersama-sama secara ilmiah.



Apakah mereka digerakkan oleh manusia atau hewan?
Jejak yang terbentuk di belakang batu menunjukkan bahwa batu-batu berjalan itu berpindah saat permukaan Racetrack Playa masih ditutupi dengan lumpur yang sangat lembut. Dan, di sekitar jejak batu, tidak ada lumpur yang rusak akibat jejak makhluk hidup lainnya. Artinya, sangat kecil kemungkinan batu tersebut dipindahkan oleh manusia dan hewan.

Apakah mereka digerakkan oleh angin?
Ini penjelasan paling favorit dan dipilih banyak orang karena dinilai paling mungkin. Bukan asal tebak atau sekedar menerka-nerka. Tapi, jika dipelajari dari jejak batu yang berjalan, arahnya sejajar dengan arah angin yang berhembus di Racetrack Playa, yakni dari barat daya ke arah timur laut.

Hembusan angin kencang diperkirakan mampu menyenggol batu sampai berpindah tempat. Kurva pada jejak batu tersebut dibentuk oleh pergeseran arah angin yang membawanya, karena interaksi angin dan batu tidak teratur.

Apakah mereka digerakkan oleh es?
Beberapa orang mengaku sempat menyaksikan Racetrack Playa tertutup oleh lapisan es tipis. Idenya, air membeku di sekitar batu. Lalu, angin berhembus di atas permukaan es dan menyeret lapisan es berikut batu yang tertancap di permukaan es.

Beberapa penelitian telah menemukan jejak sangat kongruen pada beberapa batu. Namun, seharusnya pengangkutan lapisan es besar diharapkan meninggalkan tanda para permukaan Playa. Sampai saat ini, tanda tersebut belum bisa dibuktikan.

VIDEO

Mungkin Anda setuju dengan salah satu dari beberapa penjelasan di atas. Atau, tidak ada salahnya jika Anda mempunyai penjelasan lain yang berbeda. Tetapi, mungkin cerita ini akan tetap menarik jika jawabannya tidak pernah diketahui dan menjadi misteri.

Sumber