Showing posts with label ciplukan. Show all posts
Showing posts with label ciplukan. Show all posts

Sunday, 12 December 2010

[INFO SEHAT] Tanaman Ciplukan Cegah Kanker Payudara

Yogyakarta, Tanaman ciplukan merupakan tanaman perdu yang mudah ditemukan di ladang ternyata mampu mencegah kanker payudara. Tanaman dengan nama latin Physallisa angulata L memiliki efek sitotoksik dan mampu menekan pertumbuhan sel kanker secara in vitro.
http://blog.unand.ac.id/almarzuqi/files/2010/12/ciplukan.jpg
Ciplukan mengandung senyawa Fisalin dan Withanolid yang disinyalir dari berbagai laporan mengandung aktivitas antikanker. Tanaman ini juga bersifat sitotoksik pada beberapa sel kanker, mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MDA-MB 231, sel adenokarsinoma paru NCL-H23, sel leukimia, serta memiliki aktivitas anthihepatoma pada sel hepatoma manusia Hep G2, Hep 3B, dan PLC/PRF/5.

"Dari penelitian-penelitian yang dilakukan menguatkan bila Ciplukan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen kemopreventif," ungkap Ameilinda Monikawati di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) di Bulaksumur, Yogyakarta, Rabu (1/12/2010).

Meanfaat tanaman tersebut terbukti mampu menghambat sel kanker payudara setelah dijadikan ekstrak. Ekstrak diperoleh daripengolahan buah ciplukan yang telah dihilangkan akarnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1r1Inop934FVS7_RToaGakWsbG0RqpquoMN6HXfIwBnHTywcXsdEaaPkCmg2s8vnf4HhLjVZEgXZf2q2Bo8guRIOS9gCnRaR2WTYasdWnIxsO67yLaI4YeqDBdUXp21VT7zJQ7xaOuMNN/s1600/p51600010171.jpg
Ameilinda mengatakan aktivitas kemopreventif ekstrak etanolik herba Ciplukan menjadi alternatif pengobatan penderita kanker payudara. Sementara pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi selama ini dinilai kurang efektif. Dengan kemoterapi seringkali menimbulkan adanya resistensi, serta beberapa efek samping seperti mual, muntah, toksisitas pada jaringan normal, toksisitas pada jantung menekan sistim imun.

"Karenanya dibutuhkan suatu alternatif terapi kanker yang lebih aman, terjangkau dan efektif," katanya.

Secara in vitro dari penelitian ini berhasil menekan pertumbuhan sel kanker hingga 20 persen. Hanya saja tidak hanya secara in vitro, untuk mendukung penelitian potensi Ciplukan sebagai agen kemopreventif pada kanker payudara maka dilakukan pula secara uji in vivo. Uji secara in vivo ini bertujuan untuk mengobservasi pengaruh EHC pada hewan uji tikus betina galur Sprague Dawley.

Uji in vivo ini, kata Amelianda dilakukan melalui pengamatan hispatologi sel payudara dengan metode pewarnaan Hematoksilin & Eosin, serta aktivitas antiproliferasi EHC dengan metode AgNOR pada tikus yang terinduksi DMBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EHC mampu menghambat proses karsiogenesis dari DMBA dan memiliki aktivitas antiproliferatif dengan menunjukkan black dots (nilai mAgNOR) dibandingkan dengan kelompok kontrol DMBA.

Dari penelitian yang dilakukan Amelianda, Inna dan Sofa berkesimpulan Ciplukan berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen kemoprevensi kanker payudara melalui induksi apoptosis dan penghambatan proliferasi sel. Selain itu Ciplukan dapat dijadikan pula sebagai agen ko-kemoterapi dengan doxorubicin.

"Karenanya uji selektivitas serta ekspresi berbagai macam protein yang terkait dalam pemicuan apoptosis dan regulasi daur sel perlu dilakukan untuk mengetahui kemanan dan mekanisme molekulernya dalam menghambat pertumbuhan kanker payudara," tutur Amelianda.

Dari penelitian tiga mahasiswa Fakultas Farmasi yakni Ameilinda, Inna Amandari dan Sofa Farida berhasil menguji potensi kemopreventif ekstrak etanolik herba Ciplukan (EHC) pada sel kanker payudara. Berkat penelitiannya tersebut, ketiga mahasiswa tersebut dinyatakan menjadi pemenang I Bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Kompetisi Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-9 tahun 2010, sekaligus berhak mendapat hadiah uang sebesar Rp 12 juta.

Wednesday, 8 December 2010

[TIPS SEHAT] Ciplukan Hambat Pertumbuhan Sel Kanker



















Ciplukan Hambat Pertumbuhan Sel Kanker

Yogyakarta (ANTARA) - Buah ciplukan ((Physallisa angulata L) mengandung senyawa Fisalin dan Withanolid yang dapat menyembuhkan kanker.

"Fisalin dan Withanolid bersifat sitotoksik pada beberapa sel kanker dan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara, paru-paru, dan kanker darah," kata mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Amelilinda Monikawati di Yogyakarta, Selasa.

Amelilinda bersama Inna Amandari dan Sofa Farida berhasil menguji potensi kemopreventif ekstrak etanolik herba ciplukan pada sel kanker payudara.

Berkat penelitian uji potensi antikanker pada ciplukan ketiga mahasiswa Fakultas Farmasi UGM tersebut memenangi Kompetisi Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) bidang Ilmu Pengetahuan Alam 2010.

"Secara in vitro, penelitian tersebut berhasil menekan pertumbuhan sel kanker hingga 20 persen. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan menguatkan hipotesis ciplukan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen kemopreventif," katanya.

Tidak hanya secara in vitro, kata dia untuk mendukung penelitian potensi ciplukan sebagai agen kemopreventif pada kanker payudara dilakukan pula secara uji in vivo.

"Uji secara in vivo bertujuan untuk mengobservasi pengaruh ekstrak etanolik herba pada hewan uji tikus betina galur Sprague Dawley," katanya.

Selama ini, kata dia pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi dinilai kurang efektif karena sering menimbulkan resistensi dan beberapa efek samping.

"Efek samping dari kemoterapi seperti mual, muntah, toksisitas pada jaringan normal, toksisitas pada jantung, dan menekan sistem imun," katanya.

Oleh karena itu, ia mengatakan dibutuhkan suatu alternatif terapi kanker yang lebih aman, terjangkau, efektif, dan tidak membahayakan sistem imun.