Wednesday 21 December 2011

Naksir anak SMP = Pedofilia? No No No

Pasti sering mendengar tentang pedofilia? tapi apakah pernah mendengar tentang hebefilia atau efebofilia? Ini perbedaannya, jangan sampai salah lagi mengira seorang yang berumur 24 tahun naksir anak SMP umur 14 tahun adalah pedofilia. Karena itu SALAH!

Pedofilia

Sebagai diagnosa medis, pedofilia didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia.



Jadi singkat kata pedofilia adalah kelainan seksual seseorang yang menyukai anak di bawah umur 13 tahun berarti anak balita, TK atau SD

Hebefilia

Hebefilia mengacu pada preferensi seksual untuk individu dalam tahun-tahun awal pubertas (biasanya umur 11-14, walaupun pubertas mungkin bervariasi). Seorang anak perempuan biasanya memulai proses pubertas pada usia 10 atau 11; anak laki-laki pada usia 12 atau 13.



Berarti hebefilia adalah seseorang yang sudah dewasa menyukai anak ABG yang memasuki awal pubertas. Kisaran SD tingkat akhir sampai SMP.

Efebofilia

Efebofilia adalah preferensi seksual orang dewasa untuk pasca pubertas, remaja, umumnya usia 15 sampai 19. Istilah ini awalnya digunakan pada akhir abad 19 dan pertengahan abad ke-20 dan baru-baru ini telah ditinjau oleh Ray Blanchard. Ini adalah salah satu dari sejumlah preferensi seksual di seluruh kelompok umur yang dimasukkan di bawah istilah teknis "chronofilia". Efebofilia semata-mata hanya menunjukkan preferensi untuk pertengahan hingga akhir mitra seksual remaja, bukan hanya kehadiran beberapa tingkat ketertarikan seksual. Dalam etika seksual, dapat didefinisikan sebagai preferensi seksual untuk anak perempuan umumnya 14-16 tahun, dan anak laki-laki umumnya 14-19 tahun. Beberapa penulis mendefinisikan efebofilia sebagai preferensi seksual untuk anak dibawah umur dan remaja.



Nah, efebofilia ini adalah yang dialami walikota Bogor yang menikahi gadis umur 19 tahun. Seorang berusia dewasa menyukai wanita usia ABG 15-19 tahun yang berarti usia SMA sampai kuliah tingkat awal.

Lolicon



Lolicon (bahasa Jepang: ロリコン; gabungan kata dari Lolita complex). Dalam bahasa aslinya Lolicon memiliki makna seseorang yang mempunyai obsesi pada anak-anak dibawah umur, menjelang atau sebelum masa pubertas yang disebut Lolita (kerap kali hanya disebut loli saja). Obsesi seperti yang dinyatakan pada tulisan sebelumnya dapat bermakna obsesi yang tidak berhubungan dengan sexualitas.

Istilah "Lolicon" sering digunakan oleh otaku dalam ruang lingkup Anime, Manga dan Game. Lolicon dipercaya oleh beberapa orang sebagai salah satu klasifikasi dari otaku karena kebanyakan otaku menyukai karakter berwajah seperti anak-anak.

Karena ruang lingkup penggunaan istilah ini di luar bahasa aslinya hanya dipergunakan pada komunitas Otaku maka istilah Lolicon mengalami perubahan makna menjadi lebih sempit menjadi obsesi kepada objek visual yang imut-imut, bersifat moe dan amat manis. Dimana Lolicon sendiri diakui secara umum berbeda dengan pengertian pedofilia.



Pada etimologi makna aslinya Lolicon tidak diragukan lagi bermakna hampir sama dengan pedofilia. Yang membedakan adalah Lolicon lebih mengarah kepada kecintaan kepada benda-benda atau objek loli, sedangkan pedofilia merupakan satu bentuk kelainan seksual yang termasuk parafilia.

Parafilia adalah sekelompok gangguan yang mencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang tidak wajar atau aktivitas seksual yang tidak pada umumnya. Dengan kata lain, terdapat deviasi (para) dalam ketertarikan seseorang (filia). [1] Parafilia (paraphilia) diambil dari akar bahasa Yunani para, yang artinya "pada sisi lain", dan philos artinya "mencintai".

Oedipus Complex

Kompleks Oedipus (Oedipus complex) dalam aliran psikoanalisis Sigmund Freud merujuk pada suatu tahapan perkembangan psikoseksual di masa anak-anak saat anak dari kedua jenis kelamin menganggap ayah mereka sebagai musuh dan saingan dalam meraih cinta secara eksklusif dari ibunya. Nama ini diambil dari mitos Yunani tentang Oedipus, yang tanpa diketahui membunuh ayahnya, Laius, dan menikahi ibunya, Jocasta.

Pada masa selanjutnya, Freud sedikit mengubah pandangannya dengan mengatakan bahwa untuk anak laki-laki sudah ada sejarah identifikasi dengan ayahnya, yang tidak menyertakan persaingan dengannya. Lebih jauh, untuk anak perempuan Freud beranggapan bahwa hubungan dengan ibunya sebagai sangat penting untuk memahami perkembangan psikoseksualnya, yang mempengaruhinya dalam memasuki kompleks oedipus.



Menurut A. Kasandra, psikolog, kecenderungan pria yang jatuh cinta kepada wanita yang lebih tua darinya, terobsesi karakter ibunya. Kemungkinan sejak kecil si pria tersebut memiliki kedekatan secara emosional terhadap figur seorang ibu. Sehingga, secara tak langsung, alam bawah sadarnya merekam memori kasih sayang yang selama ini diberikan sang bunda. Tentunya ini tidak berlaku untuk yang umurnya berbeda beberapa tahun saja.

No comments:

Post a Comment