Wednesday 11 April 2012

Migrain Hilang Berkat Operasi Plastik


Migrain Hilang Berkat Operasi Plastik

Operasi plastik biasanya identik untuk mengubah bentuk wajah atau tubuh seseorang. Tapi kini operasi plastik yang dilakukan di dahi bisa membantu menghilangkan migrain.

Sejak SMA Michael Calderon mengalami migrain parah yang bisa membuatnya tidak bisa beraktivitas. Namun saat ini migrain tersebut sudah hilang setelah ia melakukan operasi plastik di bagian dahinya.

Calderon (52 tahun) terkadang benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa bahkan sampai pingsan saat serangan migrain datang. Sakit kepala sebelah yang dialaminya ini semakin memburuk seiring dengan bertambahnya usia.

"Jika serangan datang di pagi hari maka saya tidak bisa bekerja seharian bahkan hingga esok hari. Sakit kepalanya begitu buruk dan saya benar-benar kehilangan hari itu," ujar Calderon, seperti dikutip dari ABCNews, Kamis (12/4/2012).

Serangan migrain ini bisa berlangsung antara 4-72 jam dan kadang disertai dengan mual, muntah, serta sangat sensitif terhadap cahaya, suara, sentuhan dan bau. Beberapa kali disertai dengan kesemutan atau mati rasa di kaki atau wajah.

Hingga akhirnya ia bertemu dengan Dr Bahman Guyuron, ketua departemen bedah plastik dan rekonstruksi di University Hospitals Case Medical Center yang telah mempelopori teknik bedah.

Pada Juli 2008, Dr Guyuron melakukan operasi bedah plastik pada dahi Calderon untuk membebaskan saraf yang terperangkap di balik matanya yang menyebabkan rasa sakit kronis dan menyiksa sisi kiri wajahnya.

"Pada satu titik saya mulai mampu melakukan hal sehari-hari dan sekarang saya merasa seperti memiliki hidup saya kembali, dan hari ini migrain saya sudah hilang," ujar Calderon.

Kini banyak ahli bedah plastik yang dilatih oleh Dr Guyuron untuk menawarkan operasi saraf dekompresi. Ia memiliki teori bahwa 90 persen dari semua migrain disebabkan oleh iritasi cabang perifer dari saraf trigeminal.

Dr Guyuron pertama kali menemukan hubungan antara migrain dan kompresi saraf oleh otot-otot, pembuluh darah dan tulang pada 12 tahun lalu. Saat itu ia meneliti 314 pasien yang menjalani forehead lift selama dekade sebelumnya dan didapat 31 dari 39 orang melaporkan peningkatan yang signifikan.

Studi yang dipimpin oleh Dr Guyuron ini dipublikasikan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery pada tahun 2009, ia menemukan hampir 85 persen pasien yang menjalani operasi dekompresi saraf mengalami penurunan migrain hingga 50 persen.

Pembedahan berlangsung sekitar 45 menit sampai 1 jam untuk setiap titik pemicu yang dinonaktifkan. Awalnya pasien akan menjalani tes botox untuk melumpuhkan otot, jika mampu merespons botox dengan hasil positif maka pasien akan mendapatkan hasil operasi yang baik.

Migrain umumnya 3 kali lebih banyak dialami perempuan serta cenderung menurun dalam keluarga dan ini bukan hanya sekedar sakit kepala tapi ada gejala neurologis lain seperti nyeri atau kepala berdenyut, mual dan gangguan penglihatan. Diketahui putri kedua dan keponakan Calderon juga memiliki migrain.
sumber

No comments:

Post a Comment