Friday 28 May 2010

[RECOMMEND] Buku "Si cacing dan kotoran kesayangannya"



“Apapun yang kamu lakukan, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu” : Ajahn Brahm

Kata-kata yang tercetak di sampul bagian belakang buku dengan wajah Ajahn Brahm yang tersenyum membuatku memutuskan untuk membeli buku yang memiliki cover jenaka ini, yaitu gambar seekor cacing yang tampak happy saat berkubang di kotoran atau tahi.

Hanya dengan sekilas melihat sampulnya dan membaca komentar singkat dari para tokoh-tokoh yang telah membaca buku ini seperti Jaya Suprana, Andrie Wongso, Gede Prama, Adi W Gunawan, Tommy Siawira, Krihnamurti, kita bakalan tahu bahwa buku ini cocok untuk orang-orang yang membutuhkan bacaan ringan namun tetap sarat dengan pesan-pesan moral spiritual.

Jika ini juga harapan anda, maka dijamin anda tidak akan kecewa.

Cara penulisan yang jenaka sudah terlihat dari cerita nomer 1, yaitu 2 bata jelek yang kemudian meng-inspirasi cerita-cerita yang ada di bab-bab berikutnya. Cerita tentang dua bata jelek mampu menceritakan betapa kita, manusia, seringkali terpaku pada kesalahan-kesalahan yang kita buat sehingga membuat kita melupakan pencapaian-pecapaian positif yang lebih penting untuk dikenang. Dua bata jelek tersebut senenarnya justru “memperkaya” hidup kita dengan keunikannya, dan sudah sepantasnya jika kita bisa berdamai dengannya.

Dibuku yang terbagi dalam 11 chapter yang disusun sesuai dengan tingkatan kebijaksanaan ini, kebanyakan diambil dari dongeng ataupun kisah hidup yang dialami ataupun didapatkan oleh Ajahn Brahm selama 30 tahun menjadi seorang biksu di belantara hutan Thailand.
Disarankan untuk membaca kisah-kisah ang ada di dalam buku ini secara berurutan karena alurnya akan mengajak kita untuk sampai pada tingkatan pencerahan spiritual yang lebih baik dibandingkan ketika sebelum membaca buku ini.
Sebagai contoh, buku ini diawali dengan chapter tentang kesempurnaan dan kesalahan, disambung dengan cinta dan komitmen, dan seterusnya hingga tiba di chapter yang terakhir yaitu tentang kebebasan dan kerendahan hati serta penderitaan dan pelepasan sebagai penutup.
Sebuah urutan yang pas,…

Dari sajian 108 kisah pembuka hati, kisah no. 1 Dua Bata Jelek, kisah no.2 Taman Kuil, kisah no. 11. Cinta Tanpa Syarat, kisah no 42. Gundukan Pupuk Kandang, kisah no 54. Tiga Pertanyaan Kaisar, kisah nomer 75. Suara yang Paling Indah, kisah no. 89. Pelecehan dan Pencerahan, kisah no. 106. Pria dengan Empat Istri serta kisah no. 108. Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya yang menjadi judul dari buku ini adalah kisah-kisah favorit saya.

Sangking menariknya buku ini, saya hanya menghabiskan waktu sehari untuk menuntaskan semua cerita yang ada di dalamnya.
Meninggalkan 3 pertanyaan penting yang sangat krusial untuk direnungkan, yaitu :
1. Kapankah waktu yang paling penting?
2. Siapakah orang yang paling penting?
3. Apakah hal yang paling penting untuk dilakukan?

Dapatkah anda menjawabnya???
Temukan jawabannya saat anda memulai perjalanan spiritual anda dengan mulai membuka dan membaca kisah no.1 yaitu kisah tentang Dua Bata Jelek,…

Happy reading,…!!!

No comments:

Post a Comment