Monday, 10 October 2011

Hidup kita hanya Tuhan dan kita sendiri yang menentukan


Hidup kita hanya Tuhan dan kita sendiri yang menentukan


Ada sebuah cerita:

Di sebuah desa hiduplah seorang tua dengan seorang anaknya. Desa itu sudah lama kekeringan dan menjadi tandus, sehingga banyak daaari penduduk desa yang pindah. Kehidupan mereka sangat miskin, hanya sebuah gubuk reot dan seekor keledai harta yang mereka miliki. Setiap hari mereka hanya mengandalkan keledai yang mereka miliki untuk bekerja.

Pada suatu hari sang ayah berkata kepada anaknya bahwa mereka harus pergi ke tempat lain utk mendapatkan pekerjaan agar kehidupan mereka bisa layak, karena hampir tidak ada yg bisa dikerjakan di tempat itu utk mendapat makan.

Pagi harinya mereka berangkat dengan membawa seekor keledai, karena hanya itulah yang bisa dijadikan sebagai tunggangan. Saat hendak berangkat, sang ayah berkata: "Nak kamu aja yang naik keledainya, biar ayah yang jalan kaki sambil menuntun". Lalu berangkatlah mereka ke desa lain dg sang anak naik keledai sementara ayahnya berjalan.

Ditengah jalan, mereka melewati sekumpulan orang. Melihat ayah dan anak tsb, sekumpulan org itu berbisik: "Hei teman2..lihatlah!! ada seorang anak yang tidak berbakti kpd orang tuanya. Masa ayahnya dibiarkan jalan kaki sementara dia enak2-an naik keledai. Anak macam apa itu???". Mendengar itu si anak merasa tidak enak, lalu mempersilahkan sang ayah yang naik diatas keledai sementara dia jalan kaki. Setelah bertukar tempat, mereka kembali meneruskan perjalanan.

Tidak jauh berjalan. mereka bertemu sekumpulan orang lagi. Lalu orang2 tsb berbisik: "Teman2 coba lihat, didepan kita ada orang tua yg memperbudak anaknya. Masa anaknya dibiarkan jalan kaki sementara ayahnya enak2-an naik keledai. Ayah macam apa itu??". Mendengar hal itu, ganti sang ayah yang merasa tidak enak lalu menyuruh anaknya utk naik bersama.

Belum jauh ayah dan anak itu melanjutkan perjalanan dg naik keledai bersama, bertemulah kembali dg sekumpulan orang lagi. Dan orang2 itupun juga berbisik: "Wah..wah...ternyata di depan kita ini ada orang suka menyiksa binatang. Masa keledai sekecil itu ditumpangi berdua. Orang macam apa mereka??". Mendengar hal itupun sang ayah dan anaknya juga merasa tidak enak. Akhirnya mereka turun dari atas keledai dan melanjutkan perjalanan dg berjalan kaki bersama sambil menuntun keledai.

Di tengah jalan, sekali lagi mereka bertemu dg sekumpulan orang. Orang2 itupun berbisik juga kepada yg lainnya: "Lihat kawan2. ada 2 orang yang gila. Masa ada keledai tapi mereka justru jalan kaki. Kalau begitu buat apa keledai itu dibawa??" Mendengar gunjingan itu, akhirnya sang ayah dan si anak berhenti.
Lalu sang ayah berkata kepada anaknya: "Nak, gimana ini? Kok kayaknya kita salah terus? Kamu yg naik keledai salah, ayah yg naik keledai salah, dinaiki berdua juga salah dan keledai itu tidak dinaiki-pun masih salah. Mending kita kembali aja ke rumah dan biar kita tidak digunjing oleh orang lagi, lebih baik keledai kita ini kita gendong aja".

Akhirnya mereka berduapun kemballi ke rumah dengan menggendong keledai bersama2. Lucu ya...??!!
Kira2 apa yg tersirat dari cerita diatas???
Dalam hidup ini terkadang kita tidak bisa memuaskan semua orang di sekeliling kita. Ada sebagian orang yg suka dan senang dg apa yg kita lakukan, namun juga ada sebagian orang yg justru tidak menyukainya. Hal itu wajar terjadi, karena sebaik apapun yg kita kerjakan, masih akan ada sebagian orang yg merasa tidak puas.

Lalu apa yang mestinya kita lakukan?
Bukannya tidak menghiraukan orang lain, namun dalam mangambil keputusan terlebih utk kehidupan kita sendiri maka kita-lah orang yg pantas utk memutuskannya (selagi keputusan itu tidak melanggar norma2 yang ada).

Hidup kita...hanyalah Tuhan dan kita sendiri-lah yang bisa menentukan. Karena apapun keputusan yang kita ambil, kita sendiri-lah yang akan menanggung akibatnya (bukanlah orang lain). Yakini Hatimu

No comments:

Post a Comment