Friday, 4 March 2011

Vaksin flu burung H5N1 telah ditemukan oleh mahasiswi UGM - Artina Prastiwi

Mahasiswi UGM Temukan Vaksin Flu Burung Dari Mahkota Dewa
Republika - Kamis, 3 Maret




Mahasiswi UGM Temukan Vaksin Flu Burung Dari Mahkota Dewa
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Artina Prastiwi (22) mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menemukan vaksin penghambat virus H5N1 (flu burung) dalam tubuh unggas. Vaksin yang ditemukan mahasiswi asal Nglipar, Gunungkidul ini berasal dari ekstrak buah Mahkota Dewa yang banyak terdapat di seluruh pelosok Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Berkat penemuannya, mahasiswi tingkat akhir UGM ini meraih dua predikat sekaligus dana dalam lomba penelitia yang dilakukan Masyarakat Ilmuwan dan Tehnologi Indonesia (MIPI) di Bogor, akhir Januari 2011 lalu. Dua predikat tersebut adalah juara satu lomba penelitian dan karya penelitian terbaik.

"Tumbuhan Mahkota Dewa banyak terdapat di berbagai wilayah di DIY, bahkan melimpah. Selama ini vaksin flu burung semuanya berbahan kimia. Selain mahal, itu juga berdampak buruk pada unggas yang divaksin, sehingga saya berupaya menciptakan temuan vaksin dari bahan herbal," paparnya saaat berbincang di UGM, Kamis (3/3).

http://id.news.yahoo.com/repu/20110303/img/ptc-1-mahasiswi-ugm-temukan-08fbd0a59ea40.html



Artina Prastiwi, mahasiswi Fak Kedokteran Hewan UGM

YOGYAKARTA. Menurut Artina Prastiwi, cara membuat antivirus dari ekstrak mahkota dewa itu sederhana. Diawali dengan penimbangan sesuai dosis yang dibutuhkan.

"Untuk dosis 10 mililiter diperlukan buah mahkota dewa kering sebanyak 100 gram per 100 mililiter air atau kelipatannya, yakni 100 gram per 1.000 mililiter. Selanjutnya, dilakukan penyulingan untuk mendapatkan ekstrak," katanya, Kamis (3/3/2011).

Setelah memperoleh ekstrak, dilakukan pengujian kadar saponin di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Ekstrak mahkota dewa harus mengandung kadar saponin 10 persen.

"Hasil saponin yang diperoleh itu yang digunakan sebagai bahan baku, yakni pelarut suspense antigen virus AI. Kemudian yang digunakan sebagai vaksin adalah ekstrak mahkota dewa 0,2 mililiter," katanya.

Ia mengatakan, pada awalnya uji coba dilakukan pada 30 telur ayam berembrio. Dari hasil uji tersebut diketahui telur yang diberi virus AI dan diberi tambahan saponin 10 persen dari ekstrak buah mahkota dewa 0,2 ml, setelah diinkubasi selama 35 hari diketahui embrio tidak mati, sehat, dan tanpa bekas luka.

Namun, telur yang disuntik dosis yang lebih tinggi 15 persen dan 20 persen, ternyata semua embrio mati dengan bentuk perdarahan seluruh tubuh, kekerdilan, dan cairan alantois keruh.

Menurut dia, 10 persen merupakan hasil terbaik untuk menghambat virus flu burung. Hal itu membuktikan bahwa kadar saponin yang digunakan harus tepat karena bisa menimbulkan keracunan jika diberikan dalam dosis besar.

"Setelah teruji aman pada telur, vaksin mengujikan pada ayam usia kurang dari 21 hari, dan hasilnya cukup menggembirakan. Ayam yang telah divaksin tidak ada satu pun yang mati," katanya.

Hasil penelitian itu akan dipresentasikan dalam seminar internasional yang digelar Amstecs di Jepang pada 19-20 Maret 2011.

http://regional.kompas.com/read/2011/03/03/22372222/Inilah.Cara.Membuat.Vaksin.Flu.Burung

No comments:

Post a Comment