Jakarta -
Rabu sore pada pertengahan 2009, seorang pria datang ke kantor PT Dinamika Tiga Cahaya yang menjual barang online. "Baketan Cigma buat deteksi hantu masih ada? Ayah saya sepertinya kena guna-guna," kata pria itu.
Erlangga Negara yang menjual barang awalnya terkesima. Betapa publik amat meyakini keampuhan alat berbentuk Yin Yang ini untuk mendeteksi mahluk gaib. Masih dari mulut si pria itu, dia bercerita ayahnya 3 bulan sakit aneh tanpa bisa dijelaskan oleh dokter. Baketan kini menjadi harapan untuk medeteksi kekuatan gaib di sekitar ayahnya.
"Awalnya, niat kami menjual Baketan pendeteksi hantu hanya karena uniknya saja. Sebab, di Jepang barang tersebut banyak digunakan para remaja untuk gantungan ponsel atau tas sekolah. Makanya segmen yang kita bidik di Indonesia itu anak-anak sekolahan," ujar Erlangga saat ditemui detikcom, Kamis (29/1/2010) kemarin.
Namun, begitu alat tersebut dipasarkan melalui websitenya setahun lalu, yang membeli kebanyakan adalah karyawan yang usianya di atas 25 tahun. Alasan para pembeli beragam, ada yang untuk koleksi, kado, atau karena penasaran dengan alat tersebut. Ada juga pembeli yang mengaku paranormal membeli Baketan.
Erlangga sendiri tidak mengetahui persis apakah alat tersebut benar-benar bisa mendeteksi kehadiran hantu atau sejenisnya. Erlangga belum pernah mencobanya selain untuk peragaan kepada pembeli saja. Itu pun hanya terbatas cara menggunakan dan perawatan.
Ia juga merasa heran ternyata animo konsumen yang membuka websitenya sangat tinggi. Awalnya perusahaanya hanya memesan 50 unit untuk stok dari Solid Alliance, Jepang. Tapi ternyata karena permintaan meningkat, perusahaannya akhirnya memesan hingga lebih dari 1.000 unit. Harga pasaran Baketan berkisar Rp 250 ribu belum termasuk ongkos kirim.
"Alat ini sempat best seller tahun lalu, karena penjualannya mencapai 1.000 unit dalam setahun. Mungkin para pembeli merasa penasaran dengan alat ini. Kalau benar atau tidaknya mungkin tergantung sugesti masing-masing," kata Erlangga.
Erlangga hanya tahu menurut pembuatnya, pendeteksi hantu tersebut menggunakan algoritma yang komplek untuk menganalisa data penyensor. Selain itu, Baketan menambahkan respon biometrik pada kulit manusia dan mencocokkan pola penyebaran energi secara nyata. Sensor alat itu akan menggabungkan beberapa perubahan pada turbulensi elekromagnetik, panas, cahaya, dan biometrik. Lalu hasilnya berupa lampu yang menyala di Baketan. Kalau hijau tidak ada mahluk gaib, sebaliknya kalau merah, ada mahluk gaib dalam radius 2 meter.
"Tapi teknologi intinya tidak dijelaskan pembuatnya. Itu rahasia dapur mereka," ujarnya.
Sekalipun belum terbukti secara pasti, banyak masyarakat yang membeli Baketan karena penasaran. Mungkin memang ingin tahu, atau latah setelah temannya membeli. Namun untuk kegunaan, Erlangga tidak yakin ada orang yang tiap hari fokus ingin mendeteksi hantu. Saat ini, terang Erlangga, hanya ada beberapa importir alat pendeteksi hantu di Indonesia.
(ddg/fay)
sumber: detik
No comments:
Post a Comment